Pelatihan Sistem Manajemen Mutu ISO 17025:2017 sebagai Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi
Selasa, 12 Februari 2019 — Dalam rangka peningkatan sistem manajemen mutu laboratorium, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Jakarta mengadakan pelatihan manajemen mutu berbasis ISO (International Standard Organization) 17025:2017. Sistem manajemen mutu adalah bagian dari sistem manajemen organisasi yang berpusat pada pencapaian hasil, berkaitan dengan sasaran mutu, untuk memuaskan kebutuhan, harapan dan persyaratan pihak yang berkepentingan. Atas dasar hal tersebut, pelatihan ini diadakan dengan tujuan sebagai persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi.
Pelatihan ISO 17025:2017 dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 11-12 Februari 2019 dan diikuti oleh seluruh personil dari Bidang Pengujian serta para personil dari bagian Tata Usaha yang terkait dengan sistem manajemen mutu laboratorium. Pelatihan dibuka oleh bapak Drs. Ketut Kusminarno, Apt, M.M selaku Plh Kepala Balai Besar POM di Jakarta. Ibu Dra. Diana Boes, M.M dari PT Avogadro Inovasi Indonesia bertindak sebagai narasumber dan konsultan dalam pelatihan ini. Selama sesi pelatihan, beliau memberikan materi mengenai prinsip dasar terkait manajemen mutu laboratorium, penjelasan mengenai ISO 17025:2017, perubahan yang terdapat pada ISO 17025:2017 dibandingkan dengan ISO 17025:2005 serta implementasinya terhadap manajemen mutu laboratorium.
Secara umum, terdapat 3 (tiga) konsep utama dalam sistem manajemen mutu ISO 17025:2017, di antaranya adalah pendekatan proses (process-based approach), pendekatan pemikiran berbasis risiko (risk-based thinking approach) dan peningkatan berkelanjutan (continuous improvement). Konsep pertama, yaitu pendekatan proses, menitikberatkan pada serangkaian kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya dan dikelola secara efektif dan efisien sehingga memberikan hasil yang diinginkan. Konsep kedua, yaitu pendekatan pemikiran berbasis risiko, menitikberatkan pada identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam setiap proses, aktivitas dan keadaan dimana ada pengaruh ketidakpastian dalam mencapai tujuan sehingga risiko yang ada dapat dikendalikan, diminimalkan dan dihilangkan. Konsep ketiga, yaitu, peningkatan berkelanjutan, menitikberatkan pada kegiatan yang dilakukan secara berulang untuk meningkatkan kinerja sehingga laboratorium pengujian dan kalibrasi dapat memperbaiki mutunya karena perbaikan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu.
Pelatihan ditutup oleh Drs. Ketut Kusminarno, Apt, M.M. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan organisasi laboratorium pengujian BBPOM di Jakarta dapat mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen mutu serta terus menerus memperbaiki efektivitas dan efisiensi kinerja di laboratorium.
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Jakarta